Translate

Translate

Kamis, 24 Oktober 2013

Hutan Hujan Amazon Diperkirakan Kering dan Sekarat Akibat Pemanasan Global

Oleh Becky Oskin

Kemarau di hutan hujan Amazon berlangsung tiga pekan lebih lama dari yang pernah terjadi 30 tahun lalu. Kemungkinan penyebabnya adalah pemanasan global, menurut temuan sebuah penelitian terbaru.

Hujan turun selama setahun di Amazon, tapi sebagian besar hujan lebat turun saat musim penghujan (waktu musim hujan bergantung pada garis lintang). Para ilmuwan memperkirakan bahwa musim kemarau yang lebih lama akan membuat pohon stres, meningkatkan risiko kebakaran, dan kehancuran hutan. Musim kebakaran tahunan di hutan menjadi lebih lama ketika musim kemarau memanjang, menurut penelitian tersebut, yang dirilis 21 Oktober di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

“Lama musim kemarau di Amazon selatan adalah kondisi iklim paling penting yang mengendalikan hutan hujan,” menurut pernyataan Rong Fu, seorang ilmuwan iklim di University of Texas di Austin's Jackson School of Geosciences. “Jika musim kemarau terlalu lama, hutan hujan tidak akan mampu bertahan.

Temuan-temuan baru tersebut memperkirakan hutan hujan Amazon akan lebih kering dibandingkan laporan iklim yang dirilis bulan lalu oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), tutur penulis penelitian. Model IPCC memperkirakan musim kemarau Amazon akan berlangsung tiga hingga 10 hari lebih lama pada 2100.

Namun dengan musim kemarau yang sudah berlangsung sepekan lebih lama setiap dekade sejak 1979, tim Texas mengatakan pengaruhnya di masa depan akan semakin parah.

“Musim kemarau di Amazon selatan sudah semakin mengkhawatirkan untuk menjaga hutan hujan,” tutur Fu. “Pada titik tertentu, jika kemarau berlangsung terlalu lama, hutan hujan akan mencapai titik sekarat.”

Fu dan koleganya menganalisis pola curah hujan di seluruh hutan hujan Amazon Selatan sejak 1979, dan mengambil data untuk dijadikan 50 simulasi dari delapan model iklim.  Model-model iklim dari laporan AR5 milik IPCC, yang dirilis pada September, melaporkan perubahan musim kemarau yang lebih kecil daripada yang diukur sejak 1979. 

Hal itu berarti model-model IPCC itu tampaknya mengecilkan perkiraan pengaruh masa depan tentang efek perubahan iklim hutan hujan, menurut kesimpulan para peneliti.

Pemanasan global dapat membatasi curah hujan tropis di seluruh Amazon selatan dengan dua cara, tutur Fu. Pertama, pergeseran aliran arus udara cepat (jet stream) selatan bisa menghalangi udara dingin yang memicu hujan. (Di Belahan utara, pola jet stream ekstrem di utara dikaitkan dengan cuaca yang labil, seperti musim dingin yang hangat pada 2012.) 

Meningkatnya suhu permukaan, yang dikatakan akibat pemanasan global, juga menyulitkan munculnya petir. Panas menghambat “energi transmisi” mencegah udara kering dan hangat di dekat permukaan naik dan tercampur dengan udara yang dingin dan lembap yang berada di atas.
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar