Translate

Translate

Rabu, 09 Oktober 2013

PROTISTA

Ciliata atau Infusoria merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan yang berbulu getar. Ciliata memiliki Silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap makanan dan untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Ciliata memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Pada ciliata juga ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Di samping itu terdapat vakuola makanan untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut untuk mengeluarkan sisa makanan. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Mempunyai bentuk tubuh yang tetap, dan oval. . Cilliata ada yang hidup bebas dan adapula yang parasit. Contoh yang hidup bebas adalah Paramecium caudatum dan yang parasit adalah Nyctoterus ovalis yang hidup di dalam usus kecoa serta Balantidium coli parasit pada babi dan dapat menyebabkan penyakit balantidiosis (disentri balantidium).

2.1.  SUPERKLAS INFUSORIA
Superklas infusoria terbagi menjadi 2 klas yaitu kelas ciliata dan klas suctoria.
1. KLAS CILIATA
Sebagian besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi sepesies yang terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota Ciliata ditandai dengan adanya organ silia (bulu getar) pada suatu tahap dalam hidupnya. Silia digunakan untuk bergerak dan mencari makan.
Struktur Tubuh Ciliata
  1. Kebanyakan ciliata berbentuk asimetris kecuali ciliata primitif, simetrinya radial.
  2. Tubuhnya diperkuat oleh pelikel, yaitu lapisan luar yang tersusun dari sitoplasma padat.
  3. Tubuhnya diselimuti oleh silia. Silia yang menyelubungi seluruh permukaan tubuh utama disebut silia somatic.
  4. Ciliata mempunyai dua tipe inti (Nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, dan mikronukleus (inti kecil) merupakana bahan inti yang dipertukarkan selam konjungsi.
  5. Ciliata mempunyai organel yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya, yaitu vakuola kontraktil.
Klas Ciliata dibagi menjadi 4 Ordo yaitu :
  1. Ordo Holotrichida, Contoh : Paramecium caudatum, Coleps hirtus, Lacrymaria olor, Dileptus anser, Opalina.
  2. Ordo Heterotrichida, Contoh : Balantidium coli, Nyctotherus
  3. Ordo Hypotrichida, Contoh : Stylonychia mytilus, Aspidisco costata
  4. Ordo Peritrichida, Contoh : Vorticella Campanula

2. KLAS SUCTORIA (ACINETARIA)
Ciri – ciri klas suctoria adalah sebagai berikut :
  1. Suctoria yang masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas berenang.
  2. Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.
  3. Hampir semua jenis suctoria ini tertambat pada suatu tempat
  4. Bentuk tubuhnya berbentuk bola panjang, bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda).
  5. Tidak mempunyai cytosome, dan mangsa ditangkap dengan tentakel.
  6. Bentuk tentakel seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil.
  7. Tentakel Runcing fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.
  8. Larva mempunyai silia.
  9. Hidupnya bebas yaitu pada tempat yang sejuk misal Podophyra, pada tempat payau (pertemuan antara sungai dan laut), pada air asin, pada tumbuhan. Hidupnya parasit pada binatang air yang kecil.
  10. Perkembang biakan dengan pembelahan (fission) atau pembiakan (budding).
Contoh hewan Klas Suctoria :
  1. Podophyra colzoni hidup bebas dalam air yang sejuk.
  2. Dendrosoma  bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya.
  3. Sphaerophrya  berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor.
  4. Trichophrya micropteri  hidup pada insang ikan laut.
  5. Allantosoma  hidup pada usus besar kuda.
Dari beberapa anggota Cilliata, anggota Ciliata yang terkenal adalah  Paramaecium. Disini kelompok 3 akan menjelaskan tentang struktur morfologi dan fisiologi dari Paramecium caudatum. Adapun klasifikasi dari Paramecium caudatum adalah :
Klasifikasi
- Kingdom : Animalia
- Filum       : Protozoa
- Class        : Infosoria 
- Ordo        : Holotrichida
- Family      : Holotrichidae
- Genus       : Paramecium
- Spesies     : Paramecium caudatum
Gambar
2.2.  MORFOLOGI Paramecium caudatum
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah memiliki selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Bagian tubuh yang terlebar adalah bagian tengah dengan suatu lekukan mulut. Bagian anterior tumpul, sedangkan bagian posterior runcing. Kulitnya tipis dan elastis. Adapun yang menutupi kulit adalah rambut-rambut kecil yang jumlahnya banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu animalcules karena bentuknya seperti sepatu atau sandal.
Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang sangat kuat.
Paramecium memakan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan ragi. paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan. Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu, melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan.  Vakuola makanan berjalan menuju sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya. Trichocyts ini diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai metode pertahanan diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari mangsanya adalah bakteri. Hewan ini banyak hidup di air tawar, mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk
Selain itu Paramecium juga memiliki beberapa sel dari Paramecium caudatum yang memiliki fungsi masing – masing disini akan disebutkan fungsi tersebut :
  1. Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
  2. Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
  3. Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
  4. Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
  5. Cytopharynix – tekak sel.
  6. Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
  7. Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
  8. Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
  9. Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
  10. Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
  11. Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
  12. Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
  13. Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.

2.3.      FISIOLOGI Paramecium caudatum
1.      Sistem Reproduksi
Paramecium caudataum  memperbanyak diri atau bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma.
Selain itu dapat pula berkembang biak secara konjugasi (Jasin, 2007). Konjugasi pada Paramecium sebagai berikut:
  1. Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
  2. Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
  3. Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
  4. Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
  5. Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
  6. Pada akhirnya Paramaecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.
 Gambar
Gambar. Konjugasi pada Paramecium caudatum
2.      Sistem Pernapasan
Melakukan pertukaran oksigen dengan jalan difusi (Jasin, 1992).
3.      Sistem Pencernaan
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi (yeast). Selanjutnya, pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator Ph yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat asam dengan Ph antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan berwarna biru pada Ph dibawah 3 (http://www.ruf.rice.edu).
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000 : 158).
Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Jadi ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang dihasilkan oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
 Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi, 1993 ; 97).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar